Kencan Siang Bolong.
Penulis : Arizuna Zukirama
Di suatu siang yang cukup apasih, Zuck udah parkir di halaman rumah Linn, duduk berdua di bawah pohon jambu air yang tengah berbunga, seperti hati mereka.
"Adinda Linn.." Zuck membuka pidato kenegaraan.
"Iya Kakanda Zuck.." sahut Linn agak menahan muntah.
"Kamu percaya ga...
"Owh percaya banget Mas. Percaya! Suer!"
"Belom nyet! Ya Allah. Mbencekno kamu ini lama-lama Beb..."
Linn kena toyor, pelan tapi, soalnya Zuck melakukannya dengan penuh perhitungan serta penuh kasih sayang.
Linn nyengir kuda. "Hehehe, iya, iya. Mas mau ngasih tau apaan tadi?"
"Percaya ga Beb kalo Andika, mantan vokalis Kangen Band itu bakal jadi vokalis Linkin Park?"
"Ha?! Ah Mas-nya salah denger kali, bukan Linkin Park, tapi Jurasic Park?!"
"Satu lagi Beb, percaya ga kalo musim depan Robin Van Persie bakal main di PSPS Pekanbaru?"
"Hahaha enggak percaya! Enggak banget. Ngaco aja!"
"Kok ga percayaan gitu sih?"
"Yaiyalah, biar dibayar juga aku ga bakalan percaya Mas.."
"Okebeb, kamu boleh ga percaya Andika jadi vokalis Linkin Park, terserah kamu juga ga percaya kalo Van Persie bakal main di PSPS. Tapi kamu harus percaya Beb, bahwa aku tuh sayaaang banget sama kamu...
"Heaaah..." Linn lemes, menyandarkan diri di batang jambu aer, sehingga pohonnya sedikit bergoyang, dan membuat serbuk-serbuk bunganya berguguran bagai salju.
"Yaah.. Rambut kamu, Sayang.." kata Zuck, seraya mengusap-ngusap
rambut Linn, membersihkan bunga-bunga jambu yang mengotori rambutnya.
"Ah Mas Zuck nih nyuri-nyuri kesempatan aja," Linn cemberut.
Zuck mengulum senyum, memandang Linn lembut cukup lama. "Kamu cantik sekali, Beb.."
"Ih gombal terus sih.."
"Ini bukan gombal. Serius kamu tuh cantik. Emang Bebi ga pernah ngaca apa?"
Linn tersipu. "Udah ah Mas, malu..
"Malu sama siapa? Ga ada siapa-siapa ini..."
"Sama pohon jambu Mas! Emang Mas ga denger, tiap Mas ngerayu aku, pohon jambunya bilang ciecie gitu?"
"Halah kamu ini. Haha.. Aku makin sayang kamu, bebiku, manjanya aku...
Linn tersenyum ala kadarnya.
"Tapi bener lho Beb? Buktinya kamu ga pernah aku anggurin, siang bolong gini aja kamu masih aku apelin..."
"Iya sih dianggurin, diapelin. Tapi kapan aku dipisangin Mas.."
"???"
"Maksudnya, kalo udah ada anggur, apel, pisang, kenapa kita ga nyoba dagang buah-buahan?"
"Owh.. Kirain tadi mau bikin rujak gitu?"
Lalu adeknya Linn, yang kelas 3 SD pulang sekolah.
"Lho dek, kok pulang jalan kaki? Sepeda kamu mana?" Linn bertanya.
"Aku titipin di rumah temen Kak."
"Kenapa?"
"Bensinnya abis!"
"Sarap gitu sih kamu! Kalo abis ya diisi lagi dong di SPBU!"
"Di SPBU juga abis Kak bensinnya!"
"Kan bisa diisi pertamax?!" Zuck ikut sumbang saran.
"Udah ah ga usah diperpanjang! Kakak bikinin aku makanan siang dong, laper banget nih gegara tadi jalan kaki..." rengek si Adek.
"Yaudah Kakak ke dapur dulu, kamu di sini sama Mas Zuck, ingat jangan berantem!" Linn memberi wejangan, kemudian bergegas ke dapur nyiapin makan siang untuk adek semata wayangnya.
Tinggalah Zuck berdua sama si calon adek ipar.
"Bang, jam berapa sekarang?"
Zuck melirik ke arloji di tangan kanannya. Ternyata mati! Terpaksa dia ngecek jam di ponselnya. "Jam 11.48."
"Berarti jam 12-nya kurang 12 menit lagi ya?"
"Betul! Emang mau kemana jam 12?"
"Emm... Bang Zuck sayang sama kak Linn kan?"
"Banget!"
"Berarti sayang sama aku juga kan Bang?"
"Otomatis gitu Dek.."
"Kalo abang sayang sama aku, mau kan abang ngelakuin sesuatu untuk aku? Sekali ini aja!"
"Boleh. Ngelakuin apa?"
"Sekarang kan jam 11.48. Nah, tepat jam 12 nanti, mau kan abang nyium pantatku?"
"Apaahh?!!" Zuck spontan melotot!
"Muahahahaha... " adeknya Linn ngakak, kemudian lari.
"Kurang ajar!" Zuck mengejar.
Beberapa saat terjadi aksi lari kejar-kejaran di halaman rumah kayak adegan film india. Adeknya Linn yang merasa hampir ketangkap, lari masuk rumah. Zuck terus memburu, hingga ke dapur.
"Ada apa Mas kok lari-lari?" tanya Linn.
"Mana adekmu Beb? Lari ke sini ga tadi?" cerocos Zuck.
"Iya tadi. Ada apa Mas?"
"Masa pas jam 12 nanti, dia nyuruh aku nyium pantatnya?!"
"Ha!"
"Kok malah Ha?! Sekarang dimana adekmu Beb? Mana?! Mana?!"
"Sabar dikit kenapa sih Mas. Napsu banget. Lagian ini masih jam 11.51. Masih kurang sembilan menit lagi!"
"Argghhhh BEBIIII!!!" *banting tabung gas*
Di suatu siang yang cukup apasih, Zuck udah parkir di halaman rumah Linn, duduk berdua di bawah pohon jambu air yang tengah berbunga, seperti hati mereka.
"Adinda Linn.." Zuck membuka pidato kenegaraan.
"Iya Kakanda Zuck.." sahut Linn agak menahan muntah.
"Kamu percaya ga...
"Owh percaya banget Mas. Percaya! Suer!"
"Belom nyet! Ya Allah. Mbencekno kamu ini lama-lama Beb..."
Linn kena toyor, pelan tapi, soalnya Zuck melakukannya dengan penuh perhitungan serta penuh kasih sayang.
Linn nyengir kuda. "Hehehe, iya, iya. Mas mau ngasih tau apaan tadi?"
"Percaya ga Beb kalo Andika, mantan vokalis Kangen Band itu bakal jadi vokalis Linkin Park?"
"Ha?! Ah Mas-nya salah denger kali, bukan Linkin Park, tapi Jurasic Park?!"
"Satu lagi Beb, percaya ga kalo musim depan Robin Van Persie bakal main di PSPS Pekanbaru?"
"Hahaha enggak percaya! Enggak banget. Ngaco aja!"
"Kok ga percayaan gitu sih?"
"Yaiyalah, biar dibayar juga aku ga bakalan percaya Mas.."
"Okebeb, kamu boleh ga percaya Andika jadi vokalis Linkin Park, terserah kamu juga ga percaya kalo Van Persie bakal main di PSPS. Tapi kamu harus percaya Beb, bahwa aku tuh sayaaang banget sama kamu...
"Heaaah..." Linn lemes, menyandarkan diri di batang jambu aer, sehingga pohonnya sedikit bergoyang, dan membuat serbuk-serbuk bunganya berguguran bagai salju.
"Yaah.. Rambut kamu, Sayang.." kata Zuck, seraya mengusap-ngusap
"Ah Mas Zuck nih nyuri-nyuri kesempatan aja," Linn cemberut.
Zuck mengulum senyum, memandang Linn lembut cukup lama. "Kamu cantik sekali, Beb.."
"Ih gombal terus sih.."
"Ini bukan gombal. Serius kamu tuh cantik. Emang Bebi ga pernah ngaca apa?"
Linn tersipu. "Udah ah Mas, malu..
"Malu sama siapa? Ga ada siapa-siapa ini..."
"Sama pohon jambu Mas! Emang Mas ga denger, tiap Mas ngerayu aku, pohon jambunya bilang ciecie gitu?"
"Halah kamu ini. Haha.. Aku makin sayang kamu, bebiku, manjanya aku...
Linn tersenyum ala kadarnya.
"Tapi bener lho Beb? Buktinya kamu ga pernah aku anggurin, siang bolong gini aja kamu masih aku apelin..."
"Iya sih dianggurin, diapelin. Tapi kapan aku dipisangin Mas.."
"???"
"Maksudnya, kalo udah ada anggur, apel, pisang, kenapa kita ga nyoba dagang buah-buahan?"
"Owh.. Kirain tadi mau bikin rujak gitu?"
Lalu adeknya Linn, yang kelas 3 SD pulang sekolah.
"Lho dek, kok pulang jalan kaki? Sepeda kamu mana?" Linn bertanya.
"Aku titipin di rumah temen Kak."
"Kenapa?"
"Bensinnya abis!"
"Sarap gitu sih kamu! Kalo abis ya diisi lagi dong di SPBU!"
"Di SPBU juga abis Kak bensinnya!"
"Kan bisa diisi pertamax?!" Zuck ikut sumbang saran.
"Udah ah ga usah diperpanjang! Kakak bikinin aku makanan siang dong, laper banget nih gegara tadi jalan kaki..." rengek si Adek.
"Yaudah Kakak ke dapur dulu, kamu di sini sama Mas Zuck, ingat jangan berantem!" Linn memberi wejangan, kemudian bergegas ke dapur nyiapin makan siang untuk adek semata wayangnya.
Tinggalah Zuck berdua sama si calon adek ipar.
"Bang, jam berapa sekarang?"
Zuck melirik ke arloji di tangan kanannya. Ternyata mati! Terpaksa dia ngecek jam di ponselnya. "Jam 11.48."
"Berarti jam 12-nya kurang 12 menit lagi ya?"
"Betul! Emang mau kemana jam 12?"
"Emm... Bang Zuck sayang sama kak Linn kan?"
"Banget!"
"Berarti sayang sama aku juga kan Bang?"
"Otomatis gitu Dek.."
"Kalo abang sayang sama aku, mau kan abang ngelakuin sesuatu untuk aku? Sekali ini aja!"
"Boleh. Ngelakuin apa?"
"Sekarang kan jam 11.48. Nah, tepat jam 12 nanti, mau kan abang nyium pantatku?"
"Apaahh?!!" Zuck spontan melotot!
"Muahahahaha...
"Kurang ajar!" Zuck mengejar.
Beberapa saat terjadi aksi lari kejar-kejaran di halaman rumah kayak adegan film india. Adeknya Linn yang merasa hampir ketangkap, lari masuk rumah. Zuck terus memburu, hingga ke dapur.
"Ada apa Mas kok lari-lari?" tanya Linn.
"Mana adekmu Beb? Lari ke sini ga tadi?" cerocos Zuck.
"Iya tadi. Ada apa Mas?"
"Masa pas jam 12 nanti, dia nyuruh aku nyium pantatnya?!"
"Ha!"
"Kok malah Ha?! Sekarang dimana adekmu Beb? Mana?! Mana?!"
"Sabar dikit kenapa sih Mas. Napsu banget. Lagian ini masih jam 11.51. Masih kurang sembilan menit lagi!"
"Argghhhh BEBIIII!!!" *banting tabung gas*
Artikel ini nemu dari https://m.facebook.com/?_rdr#!/story.php?story_fbid=265547776912389&id=231351720331995&__user=100001078911971
0 comments:
Post a Comment